Pages

Thursday, December 30, 2010

Skenario 4 Dunia Nirmala: Karena Nila Setitik, Tong Kosong Di Balik Batu

Skenario 4 Dunia Nirmala

Esok hari adalah hari baru
Ya, saya tau sayang
Pikir Nirmala.

Yang benar, esok adalah tahun, awal tahun.
Adalah seorang pujangga mendatangi kampung pesisir pinggiran tempat Nirmala berlibur. Ia datang dengan cara aneh. Tidak pernah dijemput, tak pernah diantar layaknya jelangkung?. Intinya, dia adalah orang yang aneh
Setelan safari dengan topi jerami, sungguh necis. Membawa tas besar seperti nyonya dan tuan gedongan yang baru datang dari jauh atau seperti muda-mudi tahun 1932 menonton film di Bioscoop Metropool.
Indah dipandang wajahnya, sungguh beribawa. Umurnya sudah setengah abad, namun entah ramuan dari dukun siapa yang membuatnya menjadi lebih mudah 20 tahun dari umur aslinya. Kata orang, setiap kampung yang Ia datangi, pasti ada saja yang kepincut dan akhirnya menikah dengannya. Nanti, setahun dia tinggal di kampung situ dan berhasil buntingin perawan, baru dia pergi. Tragis
Anak-anak beriringan menyambut dia. Para gadis pun turut datang, ingin melihat rupanya. Tak terkecuali Nirmala, remaja haus cinta. Dan memang benar, perawakannya sungguh gagah dengan safari kebesarannya, topi jerami, dan tas besar. Nirmala tak tertarik, dia lebih memilih diam tak ikut celoteh sampai Ia duduk dan bercerita. Pria itu segera mencari gundukkan batu. membuka tas-nya lalu memulai ceritanya dengan salam.

"Salam sejahtera bagi kita semua yang berbahagia atas keadaan alam kita yang selalu mendukung"
....
"Kali ini saya akan bercerita tentang........"
*semua tegang*
"Karena nila setitik, tong kosong dibalik batu"
"...... Pada suatu ketika, hiduplah katak yang senang meminum susu. Ia mempunya teman. Gangster kelas bawal katanya, namanya udang. Mereka berteman baik dan tinggal disebuah tong kosong disebuah gundukkan dibalik batu. Dua-duanya hidup dengan buaian palsu dan kebohongan yang semakin hari semakin liar bermain di kehidupan mereka. Jelek.
Lalu, pada suatu ketika sang udang berkata bahwa dia akan melancong ke negara baru. Bodohnya, sang katak percaya saja. Padahal, sang udang hanya numpang kencing ke kampung sebelah, bayar hutang sama tuan tanah.Dasar udang! pada dasarnya memang otak udang, kotor dan tak ada isinya. Tapi, bodoh juga si katak mau percaya apa kata-kata udang. Dia malah meminta buah tangan berupa segelas susu.
Lalu pergilah sang udang ke kampung sebelah, bayar hutang, numpang kencing. Sang katak menunggu susunya. UDang tak kunjung datang, ada apa ini, semua tak tau. Sampai pada tahun baru tiba, udang tang kunjung ada. Semakin laparlah sang katak setahun tak makan. Malam pergantian tahun, tak kuat lagi katak menahan, matilah dia. Tak taunya, arwahnya masih gentayangan, pergilah dia berkelana cari si udang. Terbukalah kedok si udang. Dia di kampung sebelah, jadi kacung gangster Ayam(katanya sih paling ditakuti). Mukanya kuyu, seperti tak makan satu abad dan sudah siap jadi udang bakar. Hantu katak terbang kearahnya dan memanggilnya. Sang udang pun ketakutan, karena suara itu tak berwujud. Sampai hantu katak pun menjelaskan padanya temasuk maksud dia mendatanginya, yaitu balas dendam. Udang pun minta ampun, katanya dia salah meninggalkan nila setitik jadinya semuanya berantakkan gara-gara tong kosong di balik undakkan batu itu..... Belum selesai semuanya, sang udang ikut meninggal. Namun tak bertemu katak"

selesai......

Laksmi, salah satu gadis yang sedari tadi duduk manis telah terpilih jadi gadis sang pendongeng. Itu semua berarti, ceritanya sudah berakhir.

Cerita macam apa itu kawan! mungkin semua berfikir. Namun tak banyak orang yang bisa menangkap cerita ini.
Bagi Nirmala, tak pentinglah untuk berputar terlalu, dari awal juga sudah terlihat kalau tak baik hidup dalam sebuah kebohongan yang kosong dan nantinya akan ada maksud di akhirnya.

Jujur adalah kunci kehidupan, dan itulah yang diperlukan.

Nirmala tersenyum, menatap langit, siap menyambut tahun baru tanpa kebohongan. Bukan sok suci, hanya tak mau seperti udang.

Thursday, December 23, 2010

Skenario 3: Intinya, bumi perlu makhluk bajingan dan munafik

Skenario hidup 3 Nirmala

Hari ini, dua puluh empat disember
malam natal.

Bukanlah sebuah salju putih yang didapat, namun abu kemaraulah yang datang kemari.
Disana, duduk Nirmala yang sedang merenung. Kali ini, bukanlah sebuah kiasan yang Ia renungi dalam hati.
Bukan juga cinta, dan rasa kangennya.

Lalu, apadong?

Bumi ini semakin renta. Kakek-kakek saj kalah renta. Semakin sakit oleh perilaku para bajingan yang munafik. Nama lain mereka adalah manusia. Nirmala memandang ke arah langit, matahari tak lagi tersenyum gembira, namun, tersenyum terlalu gembira. Panasnya sungguh terik, menyayat hati hayati.
Dan dunia tak lagi hijau, namun coklat terbakar senyumnya. Jadi apa guna awan selama ini?
Awanpun tak kuasa melawan sinarnya. Lapisan hati bumi sudah terkelupas, sebentar lagi bolong.
L-E-N-Y-A-P

Manusia itu bajingan. Bagaimana tidak? mereka tak perduli keadaan alam ini. Tetap saja disakiti. Asap mengepul tak henti-hentinya, hujan abu pembakaran dimanamana. Tak adakah sedikit dari mereka yang mau berbaik hati berbagi kasih kepada bumi ini? tentu saja ada, namun tak banyak, tak sedikit. Tidak akan pernah lebih. Mereka membiarkan matahari terlalu gembira. Ya, matahari memang harus bergembira, namun, apakah akan menggembirakkan bila hujan asap itu merusak lapisan hati dan membuat bumi ini menangis?.
Hari ini sama saja seperti kemarin. Tak ada perbedaan dan perubahan. Namun kali ini, suara tangisan yang miris terdengar sayup-sayup dari hutan belakang. Nirmala menoleh, awalnya bergidik tajam, sampai akhirnya suara itu tambah jelas dan bernyanyi;

S
nada:bes(stakato)

S itu sakit
Sakit perih menyelimuti hati ini
Aku ini inti bumi, kau btak akan pernah menemukanku
BIarpun kau ratu pantai selatan
Biarpun kau sehebat penyihir
Kau takkan pernah menemukanku, bahkan mencariku

Hatiku sakit seperti disayat sayat pedang jengiskhan sebanyak seribu kali
Seperti dimasukkan kedalam kamar gas pada zaman nazi
Seperti ada ditengah perang salib
Seperti itu

Kalian tak pernah mengerti
Tak tau terima kasih
Sudah tinggal malah merusak
Kacang lupa(merawat) kulitnya

Kau biarkan sang surya tertawa terbahak-bahak
Kau biarkan daku sakit
Kau buat saya kerontang
Es di utara dan selatan menyatu dengan air di samudera

Kemarin, temanku si nohop(pohon) mati
Ditebang, lalu kau duduki
Kau tulisi
Setelah dia kau kuliti

Munafik!
Apa arti teriakkan kalian "go green"
Akhirannya juga..... balik lagi

Bajingan
Kalian sama semua
Cuma bisa, bergantung
Namun tak mau berusaha

Perlukah kami bersatu, membentuk ombak, dan menghancurkan kau?
Biar tau rasa



Lagu itu mengalun pelan, di akhiri hembusan angin.
Nirmala terkesima, dan sadar bahwa di dunia ini, tak hanya manusia yang perlu akan bumi, namun bumi juga butuh orang-orang munafik dan bajingan seperti manusia


Nirmala berdiri, namun tetap melamun, Entah sampai kapan iya pergi dari lamunannya

Saturday, December 18, 2010

C untuk.... apa?

Cinta adalah hal luar biasa yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia

manusia kepada Tuhan
Pejantan kepada betinanya
Lelaki kepada perempuan

bla.. bla.. bla...
hahaha
BULLSHIT
TAI BANTENG

Cinta adalah omong kosong belaka didalam hidup ini, kalau kau tau, dan kalau kau mau berkata demikian.
Ketika kau sakit hati, kau akan berkata demikian.

Intinya: cinta itu tak permanen( ah masa???)

Saya bukanlah seorang doketer cinta, nahkan pujangga cinta pun bukan. Namun saya mengerti apa itu cinta

dari realita kehidupan.
dari kehidupan yang sebenarnya....

Panggil saja saya A. Bisa anjing, bisa alay, bisa apapun itu. Terserah kalian.
Saya sudah terbiasa menjadi "penghibur". Ya, dalam arti kata lain. Saya ini, wanita tanpa cinta. Tak pernah ada cinta dalam hati ini. Selalu kosong, seperti laut tak beriak.
Kalau orang berkata, bahwa hubungan intim adalah precious, bagi saya tidak. Setiap malam, dengan gampangnya para pria hidung belang mengeluarkan uang yang banyak untuk bertemu saya dan....(bisa anda teruskan sendiri)
Sudah biasa saya merasakkan berhubungan tanpa cinta. Kalau kata penyanyi, cinta satu malam, namun tak akan pernah saya kenang.
Cinta itu berahi, cinta itu eros!
Salah kalian bilang kepada pacar kalian" Cintaku tulus sayang kepadamu...."
Those words are totally bullshits!
Bodoh kalian! apalagi yang percaya.

Saya berani bertaruh, bahwa pada akhirnya, itu semua akan menjadi bubur, yang nantinya tertelan begitu saja, lalu dibuang dari lubang belakang. Dan yang pasti, sudah menjadi nista.
Sakit hati akhir-akhirnya. Nantinya jadi benci satu sama lain. Lalu menjadi perang. Lalu habis.

Bukannya saya tak percaya cinta, namun ... ya pengalaman mengajari kita semuakan?
Cinta itu tak pernah ada yang manis
Cinta itu selalu bohong
Cinta itu selalu menyakiti

wait a minute..... selalu menyakiti?
Cinta itu HARUS SIAP DISAKITI



Tapi, apakah akan ada yang percaya, kepada kata-kata saya?
SAya hanya seorang lonte'
yang berusaha bijak

Friday, October 22, 2010

Kami dan lautan

Saya bergidik tajam ke arah dia, seorang anak muda yang kurang lebih seumur denganku. Dia acuh, tak membalas pandanganku. Jadi, saya biasa saja. Menangkap ikan hari ini menjadi sangat membosankan, apalagi, ikan tak kunjung mendekati jaring.

Laut diseberang saya tak pernah jadi biru. Hitam.
Saya menunggu, kapan laut mati akan berhenti membuat semua benda mengambang. Saya menunggu itu.
Hari itu tidak gelap, namun tak juga terang. Saya menyanyikan kidung-kidung dari kitab Mazmur. Namun tak menggunakan kecapi, seperti Daud.
Anak muda itu menatapku tajam, saya berusaha mengacuhkannya. Sampai Ia datang dan tiba-tiba berkata " Hay, boleh saya bergabung". Saya mengangguk, sambil terus bermazmur.
Tiba- tiba, satu lelaki datang, kali ini, Ia sudah lumayan tua. Mungkin belum tua, namun terlihat tua. Janggutnya panjang, rambutnya gondrong. Dia datang tiba-tiba. Saya dan anak itu diam.

"Apa yang kau tunggu, anak-anakku?", tanya bapak itu. "Kami menunggu ikan pak. Sudah satu hari kami mengarungi  laut, tak pernah kami dapat ikan-ikan itu". Lelaki itu terdiam, tiba-tiba berkata" Tebarkan jala itu ke samping kiri, maka kau akan mendapat ikan banyak. Jangan lupa, nanti kau harus mengucap syukur kepada Tuhan atas semua berkat ini".

Saya menuruti apa yang dikata dan ya benar. Jala itu sekarang banyak ikan.
Namun, lelaki itu menghilang. Tetapi meninggalkan sepucuk surat

"Janganlah kau lupa akan kasih-Nya. Bersyukurlah setiap hari, jangan pernah menggerutu. Sebab Tuhan selalu bersertamu, di saat paling susah sekalipun"

Saya dan dia, meyadari kalau lelaki itu bukan lelaki biasa.
Bisa jadi, Dia Tuhan

skenario 2: Anjing menggonggong. Namun apalah arti sebuah kafilah?

skenario 2 kehidupan Nirmala

Malam tak kunjung usai. Bahkan matahari sudah siap di tempatnya, namun, malam tak kunjung usai.
Langit tetap kelabu, tak kunjung menunjukkan tanda-tanda adanya terang.
Begitu juga dengan diri Nirmala, yang tetap kelabu. Memandang mata air.

Haryono sudah beberapa hari pergi. Namun itu rasanya seperti setahun. Rasa kangen yang luar biasa menyelimuti hati Nirmala. Ia sedih, namun tak menangis. Ia marah, namun tak berani mengeluarkan teriakkan.
Ayahnya kembali pulang, membawa seekor anjing busuk. Bentuknya tak jelas. Katanya, anjing ini didapatnya di dermaga. Tapi siapa perduli?
Anjing itu dibawa pulang karena ayah Nirmala merasa sedih melihat anaknya tak kunjung tersenyum. "Hanya gara-gara lelaki buta kau seperti ini?" tanya ayah Nirmala. Selalu, setiap saat. Nirmala tak mau marah, walau tersinggung. Dia hanya memendam kekecewaan itu dalam hati.  Nirmala tau, apalah guna marah?
Anjing itu terus menggonggong. Mungkin sedang menunggu sesuatu. Sesuatu? sesuatu itu apa? mungkinkah cinta? atau.. ah sudahlah.
Kali ini, sang anjing menggonggong ke depan, arah langit. Kata orang, itu adalah tanda kafilah- kafilah cinta akan datang kepada orang yang kesepian. Kafilah? seperti apa kata pepatah. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Namun kafilah itu tak kunjung datang juga, dan tak juga berlalu. Tetap saja sendiri.
Nirmala belajar, bahwa kadang, kita harus berjalan sendiri, tak usah menunggu kafilah-kafilah yang akan datang.

Sampai detik ini pun, kafilah-kafilah itu tak kunjung datang. Walau anjing itu tak berhenti menggonggong

Tuesday, September 14, 2010

Skenario 1:ketika air sungai mulai bergejolak, dan mata air tak menunjukkan sebuah jawaban

Skenario1 Dunia Nirmala

Air itu berhenti. Nirmala tak habis fikir.

Bagaimana bisa, sebuah sungai berhenti mengalir?
Kini, hampa sudah hatinya. Tak ada lagi penglipur lara hatinya.

Adalah (Har)yono. Seorang pemuda idaman satu kampung, tempat Nirmala tinggal. Jangan berharap, bahwa Haryono adalah seorang pemuda tampan gagah perkasa, layaknya Bandung Bondowoso. Perwakannya kecil, kurus. Entah mengapa, padahal ayahnya adalah seorang guru-pencak-silat yang berbadan lumayan kekar. Kesehariannya hanya duduk didekat jendela, memandangi langit. Wajahnya? tak tampan. Namun senyumnya mampu membunuh senja yang sepi.

Nirmala, awalnya tak begitu mengenal Haryono. Mereka hanya sering bertatapan. Menurutnya, Haryono adalah orang yang sombong. Tak pernah sedikit pun melihat ke arah orang yang datang atau kadang malah iya memilih sibuk membaca buku, yang entah apa isisnya.
Dari kecil pun, Haryono tak pernah ikut bermain. Ia selalu memandangi langit dan acuh

Namun entah mengapa, Haryono yang mungkin saja menggunakan ilmu pelet, dapat menarik mata Nirmala. Tiba-tiba saja, ketika Nirmala bangun dipagi hari, Ia sadar, bahwa Ia mencintai Haryono. Entah mengapa. Sungguh sebuah keanehan.

Kali ini, Ia menemukan Haryono sedang merenung sendiri, di tepi sungai. Aneh- aneh saja. Dan kali ini, Ia tak membawa buku, hanya sebuah tongkat, yang sesekali digunakan untuk bermain air. Aneh.
Haryono: sepertinya ada yang datang
Nirmala: ya aku, Nirmala
Haryono: hay, apakah kau sering bermain disini? airnya sungguh indah. sangat begrgejolak. Sepertinya hatiku, yang sering bergejolak. Entah mengapa, mungkin karena ada dirimu
Nirmala: *tersenyum malu* apakah yang kau katakan tadi, adalah selama ini yang kau pelajari dari bukumu?
Haryono: ya benar
Nirmala: tentu buku itu mengajarkan padamu cara merayu wanita
Haryono: mm tidak juga. Hanya saja kata-kata itu pas untukmu
Nirmala: masa? kau pintar merayu perempuan. Lagi pula mana mungkin kau tau akan wajahku, kan tak ada yang kau kenali, sedari kau kecil disini.
Haryono:Ya. aku hanya menebak, sudah kucoba mencari tau, sampaiku bertanya pada mata air, dia tak kunjung memberikan jawabannya
Nirmala: kau sungguh-sungguh bertanya pada mata air?
Haryono: ya benar. Kau merasa itu aneh?
Nirmala: aneh. tak biasanya. Hey maaf! aku harus segera kembali kerumah, ayahku sudah menanti!
Haryono: baiklah. nanti kutunggu kau esok hari, didepan jendela kamarku.

Jalinan cerita mereka pun berlanjut terus. NIrmala selalu datang menemani Haryono setiap saat. Lambat laun, hubungan mereka menjadi sangat dekat, sperti sangat sulit dipisahkan. Walau masih ada yang membuat Nirmala penasaran. "Mengapa Haryono tak pernah mau memandangku?"

Sampai suatu senja, Nirmala menemukan sebuah surat berpita merah muda dan sebuah kembang mawar berwarna sama. Perlahan, Nirmala membuka surat tersebut....

Kepada Nirmala yang cantik jelita...

Aku tau memang tak masuk akal. Bagaimana bisa aku mengetahui wajahmu yang manis, sementara melihat langitpun aku belum pernah.
Mungkin kau bertanya:
  • mengapa aku tak pernah mau memandangmu? 
  • mengapa aku sedari kecil tak pernah bermain bersama? 
  • mengapa aku selalu berada di kamar, mencoba memandang langit dan acuh kepada mereka semua yang lewat, wlaupun mereka mengaggumiku?"
Alasannya simpel saja, Aku buta.
SEdari kecil, aku ingin sekali merasakan berlari ditengah sepoi angin, menangkap belalang disiang yang terik, atau bahkan meliohat hujan. Namun, aku tak mungkin bisa dan tak akan pernah bisa.

Maka saat kau dengar suaramu saat disungai, aku merasakan air sungai ikut bergejolak, maka aku menoba bertanya pada mata air"apakah kau cantik".
Namun sepertinya tidak perlu aku memaksa ingin bertanya pada mata air, dari suaramu saja sudah nampak jelas bahwa kau adalah wanita yang kucari.

Aku senang sekali. Namun, ketika aku berada dipuncka kebahagiaan, sepucuk surat dari ibuku, bahwa aku diundang untuk ke kota, tinggal bersamanya.
Waktu aku membaca surat itu, aku merasa langit runtuh dengan sekjap saja, walau aku tak mengerti bagaimana rupa langit. Aku sedih, namun sekaligus senang. Karena, setelah bereblas tahun lamanya, akhirnya ibuku mau memanggilku, untuk tinggal dengannya.

Walau sekarang, aku harus pergi, aku tak sedih, karena akusudah menemukanmu. Jangan sedih, klau nanti ada waktunya, kita akan bertemu lagi.

salam hangat,

Haryono

surat ini didektekan kepada bapakku.



Dan hari itu, adalah hari yang gelap. Air sungai tak kunjung menunjukkan riaknya. Dan mata airpun tak berusuara.

"ketika air sungai mulai bergejolak, dan mata air tak menunjukkan sebuah jawaban" terngiang di kuping Nirmala, hingga saat ini

Thursday, September 9, 2010

Skenario Dunia Nirmala: Dunia penuh kekacauan

Nama: Nirmala
Umur: 16

Nirmala, dia berumur 16. Baru saja memasuki umur 16. Kata orang, 16 lambang dari kebebasan, awal dari sebuah kehidupan masa muda yang penuh dengan keindahan, atau bisa jadi, awal dari sebuah kehancuran(underline)

Dengan menjadi seorang gadis 16 tahun, Nirmala pasti mempunyai banyak sekali beban yang harus ditanggung, mau-tidak-mau. 100 kertas pasti tak mampu untuk menuliskan semua beban yang harus ditanggung, di masa remaja muda ini.
Bagi Nirmala, tak masuk akal bila ada yang berkata bahwa masa muda adalah masa yang bahagia. Masa muda lebih cocok di bilang masa "labil". Emosi anak remaja kan tak bisa dikontrol, dan itu sama sekali tidak membahagiakan.

Dunia malam ini penuh gejolak, membuat dia berfikir untuk mengarunginya, dengan ganas.Nirmala tak suka bersikap manis, manis hanya sebuah kata penuh kemunafikkan.
Menunggu kapal sebagai kendaraa di malam buta seperti ini, membuatnya merasa seperti lonte sawangan yang sedang menunggu pelanggan. Sendirian dan muda. Lainnya dia masih perawan. Kapal malam ini lama datangnya, membuat dirinya merasa  bosan. Nirmala hanya menatap aspal, sampai ketika seorang bapak memanggil namanya. Ya, dia adalah bapak dari gadis jelita ini.

"Nirmala, sudahkah kau persiapkan untuk esok hari?".
Dia tak menjawab apapun. Buat apa dipersiapkan.
Ayahnya adalah seorang pekerja dari laut seberang, ketika Ia bertemu ibu, Ia adalah pria paling gagah dari kerajaan mimpi. Namun, ketika mereka mempunyai Nirmala, Ia berubah menjadi pria paling tak berdaya satu planet. Tepatnya saat ibu akhirnya memutuskan untuk pergi, memilih untuk berjalan ke negeri abadi, dan duduk disamping Dia yang maha kuasa.

Nirmala tak pernah  suka esok hari. Esok hari pertama saya memasuki tahap baru. Memasuki sekolah anak-anak muda. Tahap baru bagi seorang remaja bila sudah lulus tes-ini-itu yang telah disediakan. Ah tak penting menurutku. Toh, tanpa sekolah masa muda bla bla bla tersebut, Ia tetap bisa hidup.

Apalagi, sekolah ini adalh sekolah asrama. Ingin rasanya saya berteriak, namun tak akan bisa. Ini adalah cita-cita ibuku, supaya saya masuk kedalam sekolah, yeah ato kata lainnya malapetaka.

Perenungan ku malam ini selesai begitu saja. Dan ketika itu juga, sang angin datang menyapa" Mengapa kau bersedih?". Diriku menjawab seadanya "Sekolah malapetaka itu. membuatku ingin mati. Bisakah kau tunjukkan jalan terbaikku?" sang angin diam, lalu menjawab" Ku tantang kau membuat skenario, skenario penyelamatan dunia penuh kekacauan, dunia masa mudamu". Saya terdiam, dia berlalu.

TO BE CONTINUE

Friday, July 2, 2010

anak anjing

Saya adalah anak anjing. Umur saya 15 jelang 16 tahun.

Saya adalah tipe orang yang senang-senang. Lagian, ngapain juga sedih-sedih. Hidup sudah susah coy, ngapain dibikin sedih.
Makanya, menangis adalah musuh saya. Mengeluarkan air mata, is the last thing on earth i'd do. Yeah, kata ibu saya, saya tidak mempunyai perasaan
Lagian, buat apa punya perasaan,Gak guna juga.

Sounds so arogant sih, memang. Cuma that's me! begitu adanya saya.
Maka itu, kata ayah saya "Kamu sakit jiwa". Dia bahkan membawa saya pada psikiater, dua tahun yang lalu. Di ruangan yang menurut saya aneh itu, saya ditanyai pertanyaan yang aneh juga
Psikiater: apa kabar?
Saya: kelihatannya?
Psikiater: kamu baik-baik saja
Saya: itu tau
Psikiater: pernah nonton one liter of tears?
Saya: pernah. yang diikutin indonesia kan?
Psikiater: iyaa! saya sampai menangis tersedu-sedu. Bagaimana rasanya waktu kamu menonton film itu?
Saya: biasa aja. Its just a fckn drama. I dont like it

Psikiater itu terdiam. Lalu dia menunjukan muka bingungnya.Saya dipersilahkan keluar

Saya? tersenyum puas.
Ayah saya? menunjukan muka penuh rasa ingin tau,

Tapi toh, tak akan saya beri tau. Lagian salah sendiri ingin mencari tau. Terimalah saya begini adanya
Tak ada gunanya bertanya!

Thursday, June 17, 2010

Ini adalah awal dari sebuah akhir, sayang

Aku menatap langit malam ini. Suara adzan bergema begitu kencangnya. Tapi toh, aku tak begitu perduli.

Aku tetap memandang langit sore itu, yang mendung.

Esok, hari yang (sebenarnya) sudah ditunggu-tunggu. Esok, aku akan melepas predikat "anak SMP yang labil" menjadi "anak SMA yang dewasa". Banyak yang berharap, agar cepat-cepat masuk ke SMA untuk memulai hidup baru. Namun aku tidak. Kehidupan SMP ku jauh lebih baik daripada nanti, sepertinya.

Kata ibuku semalam " SMP pasti tidak seseru SMA reg! you should know about it, just enjoy the vibe". Nyatanya, kata-kata dia tidak ada efeknya. Aku tetap saja gundah. Aku sangat mencintai masa SMP, sehingga ingin rasanya tetap tinggal dan memohon pada Tuhan agar diberi 1000 hari lagi untuk tetap di SMP, namun apa daya, tak mungkin bisa terjadi kan?

Langit hari ini sepi, tak ada burung berkicau, atau bahkan kalong yang berterbangan. Mungkin sedikit mendung. Suasana ini sangat mendukungku untuk pergi jauh, tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Aku tak mau ada akhir, walau aku tau, kalu ada awl pasti ada akhir.

Taktala aku sedang melamuni langit itu, muncul lah seekor tikus-yang-nista sedang berjaga-jaga. Mungkin(saja) awalnya dia tidak tau bahwa ada aku disitu, di tempat mangkalnya. "Hey manis, sedih ya? haduh manusia hidupnya sedih mulu", kata tikus-yang-nista berkata sambil membereskan tas nya yang isinya kurang(atau tidak sama sekali) penting. "kalo gue sedih, urusan lo ya?" aku menjawab, sedikit serius. "Hey tenang kawan, aku hanya bertanya. Eh, by the way, kenapa sedih sih?" ,tanyanya lagi.Mau tak mau aku harus menjawab pertanyaanya yg satu ini "Esok, ketika matahari hampir terbenam, gue akan berpisah dari teman-teman gue". Seekor tikus-yang-nista itu pun bergidik, lalu menatapku dengan tatapan yang tajam a la mata elang. Buat aku, perilaku nya yang satu ini begitu menjijikan. Maka aku tidak menatapnya balik, sampai dia berkata "Anggap saja ini adalah awal dari sebuah akhir, sayang.". Aku terkaget-kaget, sampai tidak bisa bergerak, speehless. Namun, sebelum berhasil membuat diri saya bisa bertanya apa arti perkataannya, dia sudah berbalik arah, mungkin pulang. Namun dia sempat berkata " Renungkanlah kata-kataku, maka kau akan mengerti". Nyatanya, sudah 1000kali dipikirkan, namun aku tak pernah mengerti.
Photobucket

Friday, June 11, 2010

Reasons why i love Jakarta

Photobucket

Monas, friends, family, and you!


kiss and hugs,


reginabigail

Thursday, May 27, 2010

shout it or never!

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket


all photos were taken by erika giovanni with canon EOS 1000D
digital imaging by regina abigail(my self)

Friday, May 21, 2010

Me and the deviants

I was in a bored situation and i go browse deviantart. Many many cool arts have uploaded by many interesting artist in that web. So, it makes me exiting to make an account too. Go check out my page by clicking THIS.

I choose to named my deviantart "superbfiest" because i got inspired by word "fiesta". The word is thrilled me anyway, and the word will tell you all how i love hilarity situation. And i added the word "superb" to make it more super and uber and ultra.

Photobucket

smoocha


reginabigail

Friday, April 30, 2010

Bad Romance

Photobucket


Bad Romace yang ini adalah bukan sebuah kisah cinta biasa
Ini adalah cerita antara saya dan Dia...


Saya bukan lah seseorang yang baik. Saya juga bukan seseorang yang cantik. Saya hanya seseorang yang biasa saja. Yang banyak meminta

Saya adalah orang yang lemah dan penuh kegundahan hidup

Saya ingat ketika saya kemarin menonton film Hachiko, saya menangis segila-gilanya.
Saya ingat ketika saya putus. Saya merasa dunia saya runtuh, dan saya tidak mempunyai semangat hidup seketika.
Saya ingat ketika saya ditolak dua sekolah.
Saya ingat ketika ayah dan ibu saya cerai.
Saya ingat ketika ayah saya melempar asbak rokok ketika saya ketahuan merokok.
Saya ingat ketika ibu saya menjitak saya tekan pensil ketika saya kencing sembarangan.
Saya ingat ketika saya dan teman saya bermusuhan.
Saya ingat ketika saya tidak mendapatkan leading role di suatu pementasan ballet karena jarang masuk.
Saya ingat ketika sepupu saya membenci saya karena sikap saya yang sok bos
Saya ingat ketika kakak saya melempar baju ke muka saya karena saya tidak mengembalikannya dengan benar.

Dan masih banyak ingatan-ingatan lain yang, ya, menyakitkan dan menyedihkan.

Didalam masa-masa seperti itu, saya pergi padaMu. Bercerita, menangis, berteriak minta tolong. Saya benar-benar berada di genggamanMu. Dan itu membuat hatiku nyaman

Tetapi, bila saya sedang melupakan itu semua, ketika saya sedang dilanda kegembiraan, rasa cinta, dan kesenangan duniawi, saya membuangMu ke tempat sampah. MembiarkanMu disitu.

Namun, biarpun begitu, Kau tetap disana. Menanti sampai membusuk. Sampai nanti, saya akan datang lagi, mencariMu. Inilah yang diberi nama kesetiaan.

Saya mengakui kesalahan saya kepadaMu. Saya memujaMu setiap hari minggu, bernyanyi, berdoa, sebenarnya belom ada apa-apanya dibanding kesetiaanmu. CintaMu kepada saya melebihi dari indahnya cinta manusia dan harta duniawi.
Ini adalah kesalahan terbesar saya dalam hidup. Saya berjanji, saya tidak akan meninggalkanMu lagi.

YaAllah

Saya sayang kepadamu

Thursday, April 22, 2010

Surat dari alam

Photobucket

Saya hanya termenung di depan pintu, meratapi apa yang sudah terjadi
Now, my self is officially single. And that"s bad
Saya sudah terjerumus akan manisnya cinta. Namun, disini bukan cinta yang salah
Yang salah adalah orangnya, dia dan saya.

Kegundahan hati ini membuat saya berteriak "TOLONG! SAYA SAKIT!"
Dan suara dari alam menjawab


"Jangan kau takut. Walaupun ternyata, dia bukan punyamu lagi.

Selama angin masih menyapa
Selama burung tetap berkicau
Selama matahari tetap tersenyum
Selama dunia ini tetap bersatu dengan alam

I think you'll be okay"

Dan seketika, saya bergantung pada alam

Sunday, April 4, 2010

Lazy Morning

Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket


Photobucket

Photo taken by: Regina Abigail and Dinda Dhaneswara
Digital imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera





Tuesday, March 30, 2010

Thursday, March 18, 2010

Iler Rebus

Saya terdiam. Ketika seorang teman berkata "Dia sudah HTSan kali reg, gausah dipusingin". Ah bagaimana tidak dipusingin "WOOOY udah cukup cinta ya! sudahlah!". Lalu memilih untuk bahagia, meski tetap kepikiran.
Lalu saya pulang. langsung lari membuka komputer, dan lewat twitter, saya mengungumkan kepada teman2 kelas saya ( yang juga temannya) kalau saya perlu bicara. Satu teman saya berkata bahwa saya harus menirimkan dm(direct mssg) lewat twitter untuk menceritakannya. Kurang dari 140 karakter, dengan lugas, singkat dan padat, saya menceritakan hal tersebut. Namun, jawabannya adalah:
"Oh,sok tau itu si dia! orang gaakada yang htsan yaelah". Haduh semakin bingung

Iler keluar dari mulut saya yang ternganga. Dia menyapa saya" Hay cantik, sendirian saja". Aku hanya diam lalu melirik sbentar, dan mengelapnya supaya tidak mengotori baju saya. Namun, tak lama, si iler kemudian keluar lagi. Kali ini dia berteriak dengan suara (paling) lantangnya" Hey cantik, kau bersedih? cerita saja sama gue, pasti gue bisa bantu kok!". Seketika saya menoleh. Tak percaya. Yang bicara benar-benar si iler itu!. "Gue patah hati!", kata saya menjawab pertanyaanya. "Oooh patah hati itu biasa lagiii", kata si iler seraya turun dari arah mulut ke arah pundak. "Alah, sok tau lo! iler aja belagu, yaelah", saya menjawab dengan muka meremehkan. Si iler bergidik lalu berkata " Saya memang bukan human being cuman, saya kan sering tuh, mendengar kata-kata bijak yang keluar dari mulutmu buat ngobatin hati orang lain yang lagi patah hati! makanya, saya keluar dari mulutmu itu untuk bertanya. Karena saya heran, masa dokter cinta bisa sakit hati!".

Deg! kata-kata iler mebuatku sadar. Saya suka memberi semangat kepada orang-orang yang sedang patah hati. Kata-kata itu pun lebih dari kata "sabar" yang sudah standart diucapkan orang-orang yang menghibur teman-temannya yang sedang dilanda sakit hati. Bahkan, kata sepupu saya, saya adalah dokter cinta nomer satu yang selalu ampuh bikin orang sakit hati jadi sembuh. Saya jadi bingung akan diri saya sendiri.

"Hoy! diem saja!", si iler mengagetkan saya. "Kata lo kan, letting go is sooo much easier than moving on, kok kamu gak menerapkan sih ke diri lo aja?". Saya diam tidak menjawab. Saya masih sibuk dengan komputer dan menatapi twitter saya. Namun, si iler tetap berusaha "Wooy gue taudah lo gak bakal denger gue, tapi yaaa masa lo lupa sih sama omongan lo! semua omongan dan nasehat cinta lo, udah bikin orang sembuh dari patah hatinya, nah, lo malah gak bisa bikin diri lo sembuh sih?". Saya merenungi kata-kata si iler. ada benernya juga ya. "Hey iler, terima kasih ya telah mengingatkanku". Sekarang, gantian dia yang diam, malahan pergi jatuh ke lantai. "Apa kata lo aja deh cantik! aku harus melebur dengan lantai mu dan membuatnya kotor. Daaaaah!". Saya terdiam, kesal memandangi si iler, lalu berteriak:
Photobucket

Tuesday, March 16, 2010

Kacung dan haknya

Saya duduk dipinggir jendela, melihat si Kacung berdiri didepan rumah itu. Maminya, memanggil dengan lantang" Hay cepat sini! dasar monyet!". Si kacung cuma diam. Malahan lari entah tak jelas arah, ya pokoknya menjauhlah dari rumah itu.

Saya tertegun, menjadikan saya ikut menjauhi jendela, lalu keluar rumah, untuk mengikuti dia. memang agak gila sih, mengikuti orang, tanpa ada maksud dan tujuan. Hey, tunngu! saya ada tujuanya! saya ingin mengetahui apa yang telah terjadi. Kesannya, saya adalah orang yang want-to-know aja urusan orang lain. Tapi, yasudahlah, tidak mengganggu kalian juga kan??

Si Kacung terhenti disebuah pilar. Biasanya, itu tempat nongkrong Bang Hanid, si ketua geng motor kelas bawah. Tapi, hari ini sepi sekali. Oh ya, kemarin kan ada razia geng motor. Jadi ya, mungkin saja dia sudah pergi kocar-kacir entah kemana. Ah sudahlah, lupakan si Hanid, kita kembali ke Kacung. Kacung berdiri, lalu berlutut, dan tiba-tiba saja menangis "Saya tau, Gin. Kamu mengikuti saya sejak tadi. Saya tau itu". Saya bingung, entah mengapa. "Kamu kenapa? ada masalah sama si mami?". Kacung berbalik arah dan berkata "Saya ini nista! saya seumur kamu, tapi saya sudah dijual!". Saya kembali membalas "Kamu???? pecun?". Kacung terdiam, dia malah mendendangkan lantunan lagu khas sinden jalanan. Suaranya lumayanlah, walau tak sebagus Anggun C Sasmi atau siapalah itu. Dia kemudian berkata "Engkau tau itu" lalu dia bercerita tentang dirinya melalui sebuah lagu;

Kacung(bukan judul sebenarnya)
nada:Do

Aku adalah seorang anak perempuan yang tidak pernah dihargai keluarga
Kakak2ku adalah semuanya laki-laki
Dan aku sendiri yang perempuan
Mami, begitu panggilan untuk ibuku dan Papi, panggilan untuk ayahku, tak menghargai adanya perempuan
Sebab Mami pun laki-laki. Transgender
Kata mereka, aku dititipi oleh seorang munafik, yaitu ibu kandungku. Yang tak lain adalah istri pertama Papiku. Ayah dari kakak2ku juga
Papiku sakit jiwa. Iya tidak ya?


Lalu si Kacung berhenti menyanyikan lagu, dan berteriak

Photobucket

Kacung pun terjatuh
Badannya yang kurus itu terjatuh ke tanah.
Dia pun berbisik

Photobucket

dia pun tertidur. tanda orang meninggal
saya lari.
takut dikira membunuh.

esoknya, saya kembali kesana, dan ibu saya berkata
"Kacung kemarin mati disini"

saya hanya diam
.....

Sunday, March 14, 2010

SAYA DAN DEFINISI TENTANG CINTA

Ya, saya tau. Di dunia ini tidak pernah lepas dari kata C-I-N-T-A

Karena diri saya sendiri butuh cinta. Anda, kalian, dan mereka juga pasti memerlukan cinta.

Kemarin, saya sedang dilanda kesusahan luar biasa, lagi-lagi, ya karena cinta itulah.
Saya dan seseorang berjalan dari arah yang sama, yaitu dari barat laut ke timur laut, dan disebuah lautan lepas yang sama, seperti orang lain. Saya bertanya padanya "Hay, apa maumu?" lalu dia pun menjawab "saya mencintaimu".

I was like "Whaaaaat? what the hell are you?" lalu saya pun mengelak dengan tegas.
Buat saya, that people is stranger, dan saya perlu mengenal lebih dalam dirinya, maka itu saya perlu waktu.

Kemudian, sang pangeran dari alam mimpi yang telah berlalu datang. Begging me for my love and singing the song Pelita Hati by *bla-bla* band(that i dont want to tell you all. Its just my past's secret). Saya jelas bingung disini. Buat apa kemarin kau meninggalkan diriku sendirian di planet Mars dan menyuruh diriku pulang sendiri pesawat Apolo 19 umtuk pulang ke tempat tidurku. Itu sakit, sayang, kau harus tau itu.

Lalu, sebuah perceraian. Saya merasa trauma akan hal itu. Ini semua karena kesalahan dia yang menjadi panutan saya, mengalami suatu hal yang dinamai perceraian dengan pasangannya.

Sekarang, saya merasa bingung, ketika ibu saya bertanya pada saya, apa itu cinta?
Saya hanya bisa terdiam, lalu menangis bingung. Semua kejadian telah merubah mindset saya tentang cinta. Dari sebuah cinta abadi, lalu menjadi kekesongan hampa yang begitu mengecewakan, lalu menjadi cinta yang hambar tak ada rasanya.

Saya mengurung diri lalu bertanya dalam kamar. Lalu, memulai pergumulan saya selama ini, yaitu, pergumulan tentang definisi cinta. Apa yang harus saya lakukan dalam pergumulan yang tak usai-usai ini?. Dan saya pun semakin menjadi bingung

Ku putuskan esoknya saya untuk mengembara, untuk pergi mencari jawaban akan pergumulan ini semua. Dan perjalanan ini, tak akan membawaku pulang, ke dunia nyata. Dan terus membawa saya ke dunia mimpi. Tak berujung dan kerontang.

Friday, March 12, 2010

Antara saya dan mereka


Kata mereka saya adalah seorang pemimpi kelas kakap yang sangat hobi tidur disaat pelajaran masih berlangsung. Saya juga senang membayangkan masa depan saya
Photobucket


Photobucket


Photobucket



Photobucket

Photograph and camera: Random People

Digital Imaging: Regina Abigail

Saya pernah marah, bahkan munafik. Saya juga pernah kesal dengan kelakuan kalian. Tapi saya tau, hanya kalian yang ada dihati saya.
Hari demi hari...
Bulan demi bulan....
Tahun demi tahun...
Mereka tau semua tentang saya;
kenakalan saya semasa kelas 7
ke-abalan saya selama kelas 8
dan keanehan saya selama kelas 9
Tunggu sebentar, kenapa saya jadi melow?
ahhh lupakan saja...

Suara saya apa dia?

Seorang bapak duduk sendirian. Lalu berteriak bagai orang "gila"

Photobucket

Photobucket


Saya duduk disebelahnya. Seorang bapak berkulit sawo matang, hampir hitam termakan jeratan sinar matahari.
Dibawah atap seng sebuah stasiun di tengah kota, Ia duduk sendirian menatap awan.
Lalu katany menoleh kepada saya "Teriakan saya barusan tidak ada yang akan menaggapi, toh, saya hanya seorang gembel

Wednesday, March 10, 2010

A storry of shoes

Photobucket

Photobucket


Photobucket


Photobucket




Photobucket


Photo taken by: Dinda Dhaneswara
Digital imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape


.....Sang sepatu berdiri. Tegar menatap jalanan sepi.
Tuannya, bergidik tajam, sambil melihat arah yang sama. Dan mulai melangkah pasti.
Anggun, seperti angsa. Hanya tak bisa terbang.
Menuju sebuah tempat. Yang tak tentu.....

Tuesday, February 23, 2010

Mr. paper bag





Photo taken by: Dinda Dhaneswara Digital imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape

Sunday, February 21, 2010

Nature is our Life

Photo taken by: Lydia Easterina Digital Imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape


Photo taken by: Nina Martini Digital Imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape



Photo Taken and Digital Imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape




sky is blue...
the leaf is green...
the orchids from sumatera is kinda purple..
and they start to make your dream come true..
because the mother nature comes alive

Another day in the sweet life




all photo taken by: Davina Nindita digital imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape

Friday, January 1, 2010

All i want to do is sketching


Fill my emptyness with draw a sketch. Yep, since i was in kindergarten, i like to painted anything, like; nature,people, etc. But i started draw a sketch when i was in 4th grader cause i got inspired by my sister, nindita. When she was in high school, she won a competition and met our fabs designer, Oscar Lawalata! yes, that Oscar Lawalata!
And now, i try to do my sketch and Lady Gaga is my biggest inspiration. The other inspiration i got from Bjork, Karen O, Betsey Johnson, Jean Charles De Castelbajac. But, however, they're all sooo wonderfull and inspiring:)))).
But, i think sketching it's not my passion, it's only a serious hobby. And what do you think about it? is it good or not? Tell me!!!!!!


re-blogged from my fashion blog: Regina's Coffe Shop

A really shy hallo

So, hey guys!

welcome to my art blog. enjoy it


Labels