Skenario 4 Dunia Nirmala
Esok hari adalah hari baru
Ya, saya tau sayang
Pikir Nirmala.
Yang benar, esok adalah tahun, awal tahun.
Adalah seorang pujangga mendatangi kampung pesisir pinggiran tempat Nirmala berlibur. Ia datang dengan cara aneh. Tidak pernah dijemput, tak pernah diantar
Setelan safari dengan topi jerami, sungguh necis. Membawa tas besar seperti nyonya dan tuan gedongan yang baru datang dari jauh atau seperti muda-mudi tahun 1932 menonton film di Bioscoop Metropool.
Indah dipandang wajahnya, sungguh beribawa. Umurnya sudah setengah abad, namun entah ramuan dari dukun siapa yang membuatnya menjadi lebih mudah 20 tahun dari umur aslinya. Kata orang, setiap kampung yang Ia datangi, pasti ada saja yang kepincut dan akhirnya menikah dengannya. Nanti, setahun dia tinggal di kampung situ dan berhasil buntingin perawan, baru dia pergi. Tragis
Anak-anak beriringan menyambut dia. Para gadis pun turut datang, ingin melihat rupanya. Tak terkecuali Nirmala, remaja haus cinta. Dan memang benar, perawakannya sungguh gagah dengan safari kebesarannya, topi jerami, dan tas besar. Nirmala tak tertarik, dia lebih memilih diam tak ikut celoteh sampai Ia duduk dan bercerita. Pria itu segera mencari gundukkan batu. membuka tas-nya lalu memulai ceritanya dengan salam.
"Salam sejahtera bagi kita semua yang berbahagia atas keadaan alam kita yang selalu mendukung"
....
"Kali ini saya akan bercerita tentang........"
*semua tegang*
"Karena nila setitik, tong kosong dibalik batu"
"...... Pada suatu ketika, hiduplah katak yang senang meminum susu. Ia mempunya teman. Gangster kelas bawal katanya, namanya udang. Mereka berteman baik dan tinggal disebuah tong kosong disebuah gundukkan dibalik batu. Dua-duanya hidup dengan buaian palsu dan kebohongan yang semakin hari semakin liar bermain di kehidupan mereka. Jelek.
Lalu, pada suatu ketika sang udang berkata bahwa dia akan melancong ke negara baru. Bodohnya, sang katak percaya saja. Padahal, sang udang hanya numpang kencing ke kampung sebelah, bayar hutang sama tuan tanah.Dasar udang! pada dasarnya memang otak udang, kotor dan tak ada isinya. Tapi, bodoh juga si katak mau percaya apa kata-kata udang. Dia malah meminta buah tangan berupa segelas susu.
Lalu pergilah sang udang ke kampung sebelah, bayar hutang, numpang kencing. Sang katak menunggu susunya. UDang tak kunjung datang, ada apa ini, semua tak tau. Sampai pada tahun baru tiba, udang tang kunjung ada. Semakin laparlah sang katak setahun tak makan. Malam pergantian tahun, tak kuat lagi katak menahan, matilah dia. Tak taunya, arwahnya masih gentayangan, pergilah dia berkelana cari si udang. Terbukalah kedok si udang. Dia di kampung sebelah, jadi kacung gangster Ayam(katanya sih paling ditakuti). Mukanya kuyu, seperti tak makan satu abad dan sudah siap jadi udang bakar. Hantu katak terbang kearahnya dan memanggilnya. Sang udang pun ketakutan, karena suara itu tak berwujud. Sampai hantu katak pun menjelaskan padanya temasuk maksud dia mendatanginya, yaitu balas dendam. Udang pun minta ampun, katanya dia salah meninggalkan nila setitik jadinya semuanya berantakkan gara-gara tong kosong di balik undakkan batu itu..... Belum selesai semuanya, sang udang ikut meninggal. Namun tak bertemu katak"
selesai......
Laksmi, salah satu gadis yang sedari tadi duduk manis telah terpilih jadi gadis sang pendongeng. Itu semua berarti, ceritanya sudah berakhir.
Cerita macam apa itu kawan! mungkin semua berfikir. Namun tak banyak orang yang bisa menangkap cerita ini.
Bagi Nirmala, tak pentinglah untuk berputar terlalu, dari awal juga sudah terlihat kalau tak baik hidup dalam sebuah kebohongan yang kosong dan nantinya akan ada maksud di akhirnya.
Jujur adalah kunci kehidupan, dan itulah yang diperlukan.
Nirmala tersenyum, menatap langit, siap menyambut tahun baru tanpa kebohongan. Bukan sok suci, hanya tak mau seperti udang.