Pages

Tuesday, March 30, 2010

Thursday, March 18, 2010

Iler Rebus

Saya terdiam. Ketika seorang teman berkata "Dia sudah HTSan kali reg, gausah dipusingin". Ah bagaimana tidak dipusingin "WOOOY udah cukup cinta ya! sudahlah!". Lalu memilih untuk bahagia, meski tetap kepikiran.
Lalu saya pulang. langsung lari membuka komputer, dan lewat twitter, saya mengungumkan kepada teman2 kelas saya ( yang juga temannya) kalau saya perlu bicara. Satu teman saya berkata bahwa saya harus menirimkan dm(direct mssg) lewat twitter untuk menceritakannya. Kurang dari 140 karakter, dengan lugas, singkat dan padat, saya menceritakan hal tersebut. Namun, jawabannya adalah:
"Oh,sok tau itu si dia! orang gaakada yang htsan yaelah". Haduh semakin bingung

Iler keluar dari mulut saya yang ternganga. Dia menyapa saya" Hay cantik, sendirian saja". Aku hanya diam lalu melirik sbentar, dan mengelapnya supaya tidak mengotori baju saya. Namun, tak lama, si iler kemudian keluar lagi. Kali ini dia berteriak dengan suara (paling) lantangnya" Hey cantik, kau bersedih? cerita saja sama gue, pasti gue bisa bantu kok!". Seketika saya menoleh. Tak percaya. Yang bicara benar-benar si iler itu!. "Gue patah hati!", kata saya menjawab pertanyaanya. "Oooh patah hati itu biasa lagiii", kata si iler seraya turun dari arah mulut ke arah pundak. "Alah, sok tau lo! iler aja belagu, yaelah", saya menjawab dengan muka meremehkan. Si iler bergidik lalu berkata " Saya memang bukan human being cuman, saya kan sering tuh, mendengar kata-kata bijak yang keluar dari mulutmu buat ngobatin hati orang lain yang lagi patah hati! makanya, saya keluar dari mulutmu itu untuk bertanya. Karena saya heran, masa dokter cinta bisa sakit hati!".

Deg! kata-kata iler mebuatku sadar. Saya suka memberi semangat kepada orang-orang yang sedang patah hati. Kata-kata itu pun lebih dari kata "sabar" yang sudah standart diucapkan orang-orang yang menghibur teman-temannya yang sedang dilanda sakit hati. Bahkan, kata sepupu saya, saya adalah dokter cinta nomer satu yang selalu ampuh bikin orang sakit hati jadi sembuh. Saya jadi bingung akan diri saya sendiri.

"Hoy! diem saja!", si iler mengagetkan saya. "Kata lo kan, letting go is sooo much easier than moving on, kok kamu gak menerapkan sih ke diri lo aja?". Saya diam tidak menjawab. Saya masih sibuk dengan komputer dan menatapi twitter saya. Namun, si iler tetap berusaha "Wooy gue taudah lo gak bakal denger gue, tapi yaaa masa lo lupa sih sama omongan lo! semua omongan dan nasehat cinta lo, udah bikin orang sembuh dari patah hatinya, nah, lo malah gak bisa bikin diri lo sembuh sih?". Saya merenungi kata-kata si iler. ada benernya juga ya. "Hey iler, terima kasih ya telah mengingatkanku". Sekarang, gantian dia yang diam, malahan pergi jatuh ke lantai. "Apa kata lo aja deh cantik! aku harus melebur dengan lantai mu dan membuatnya kotor. Daaaaah!". Saya terdiam, kesal memandangi si iler, lalu berteriak:
Photobucket

Tuesday, March 16, 2010

Kacung dan haknya

Saya duduk dipinggir jendela, melihat si Kacung berdiri didepan rumah itu. Maminya, memanggil dengan lantang" Hay cepat sini! dasar monyet!". Si kacung cuma diam. Malahan lari entah tak jelas arah, ya pokoknya menjauhlah dari rumah itu.

Saya tertegun, menjadikan saya ikut menjauhi jendela, lalu keluar rumah, untuk mengikuti dia. memang agak gila sih, mengikuti orang, tanpa ada maksud dan tujuan. Hey, tunngu! saya ada tujuanya! saya ingin mengetahui apa yang telah terjadi. Kesannya, saya adalah orang yang want-to-know aja urusan orang lain. Tapi, yasudahlah, tidak mengganggu kalian juga kan??

Si Kacung terhenti disebuah pilar. Biasanya, itu tempat nongkrong Bang Hanid, si ketua geng motor kelas bawah. Tapi, hari ini sepi sekali. Oh ya, kemarin kan ada razia geng motor. Jadi ya, mungkin saja dia sudah pergi kocar-kacir entah kemana. Ah sudahlah, lupakan si Hanid, kita kembali ke Kacung. Kacung berdiri, lalu berlutut, dan tiba-tiba saja menangis "Saya tau, Gin. Kamu mengikuti saya sejak tadi. Saya tau itu". Saya bingung, entah mengapa. "Kamu kenapa? ada masalah sama si mami?". Kacung berbalik arah dan berkata "Saya ini nista! saya seumur kamu, tapi saya sudah dijual!". Saya kembali membalas "Kamu???? pecun?". Kacung terdiam, dia malah mendendangkan lantunan lagu khas sinden jalanan. Suaranya lumayanlah, walau tak sebagus Anggun C Sasmi atau siapalah itu. Dia kemudian berkata "Engkau tau itu" lalu dia bercerita tentang dirinya melalui sebuah lagu;

Kacung(bukan judul sebenarnya)
nada:Do

Aku adalah seorang anak perempuan yang tidak pernah dihargai keluarga
Kakak2ku adalah semuanya laki-laki
Dan aku sendiri yang perempuan
Mami, begitu panggilan untuk ibuku dan Papi, panggilan untuk ayahku, tak menghargai adanya perempuan
Sebab Mami pun laki-laki. Transgender
Kata mereka, aku dititipi oleh seorang munafik, yaitu ibu kandungku. Yang tak lain adalah istri pertama Papiku. Ayah dari kakak2ku juga
Papiku sakit jiwa. Iya tidak ya?


Lalu si Kacung berhenti menyanyikan lagu, dan berteriak

Photobucket

Kacung pun terjatuh
Badannya yang kurus itu terjatuh ke tanah.
Dia pun berbisik

Photobucket

dia pun tertidur. tanda orang meninggal
saya lari.
takut dikira membunuh.

esoknya, saya kembali kesana, dan ibu saya berkata
"Kacung kemarin mati disini"

saya hanya diam
.....

Sunday, March 14, 2010

SAYA DAN DEFINISI TENTANG CINTA

Ya, saya tau. Di dunia ini tidak pernah lepas dari kata C-I-N-T-A

Karena diri saya sendiri butuh cinta. Anda, kalian, dan mereka juga pasti memerlukan cinta.

Kemarin, saya sedang dilanda kesusahan luar biasa, lagi-lagi, ya karena cinta itulah.
Saya dan seseorang berjalan dari arah yang sama, yaitu dari barat laut ke timur laut, dan disebuah lautan lepas yang sama, seperti orang lain. Saya bertanya padanya "Hay, apa maumu?" lalu dia pun menjawab "saya mencintaimu".

I was like "Whaaaaat? what the hell are you?" lalu saya pun mengelak dengan tegas.
Buat saya, that people is stranger, dan saya perlu mengenal lebih dalam dirinya, maka itu saya perlu waktu.

Kemudian, sang pangeran dari alam mimpi yang telah berlalu datang. Begging me for my love and singing the song Pelita Hati by *bla-bla* band(that i dont want to tell you all. Its just my past's secret). Saya jelas bingung disini. Buat apa kemarin kau meninggalkan diriku sendirian di planet Mars dan menyuruh diriku pulang sendiri pesawat Apolo 19 umtuk pulang ke tempat tidurku. Itu sakit, sayang, kau harus tau itu.

Lalu, sebuah perceraian. Saya merasa trauma akan hal itu. Ini semua karena kesalahan dia yang menjadi panutan saya, mengalami suatu hal yang dinamai perceraian dengan pasangannya.

Sekarang, saya merasa bingung, ketika ibu saya bertanya pada saya, apa itu cinta?
Saya hanya bisa terdiam, lalu menangis bingung. Semua kejadian telah merubah mindset saya tentang cinta. Dari sebuah cinta abadi, lalu menjadi kekesongan hampa yang begitu mengecewakan, lalu menjadi cinta yang hambar tak ada rasanya.

Saya mengurung diri lalu bertanya dalam kamar. Lalu, memulai pergumulan saya selama ini, yaitu, pergumulan tentang definisi cinta. Apa yang harus saya lakukan dalam pergumulan yang tak usai-usai ini?. Dan saya pun semakin menjadi bingung

Ku putuskan esoknya saya untuk mengembara, untuk pergi mencari jawaban akan pergumulan ini semua. Dan perjalanan ini, tak akan membawaku pulang, ke dunia nyata. Dan terus membawa saya ke dunia mimpi. Tak berujung dan kerontang.

Friday, March 12, 2010

Antara saya dan mereka


Kata mereka saya adalah seorang pemimpi kelas kakap yang sangat hobi tidur disaat pelajaran masih berlangsung. Saya juga senang membayangkan masa depan saya
Photobucket


Photobucket


Photobucket



Photobucket

Photograph and camera: Random People

Digital Imaging: Regina Abigail

Saya pernah marah, bahkan munafik. Saya juga pernah kesal dengan kelakuan kalian. Tapi saya tau, hanya kalian yang ada dihati saya.
Hari demi hari...
Bulan demi bulan....
Tahun demi tahun...
Mereka tau semua tentang saya;
kenakalan saya semasa kelas 7
ke-abalan saya selama kelas 8
dan keanehan saya selama kelas 9
Tunggu sebentar, kenapa saya jadi melow?
ahhh lupakan saja...

Suara saya apa dia?

Seorang bapak duduk sendirian. Lalu berteriak bagai orang "gila"

Photobucket

Photobucket


Saya duduk disebelahnya. Seorang bapak berkulit sawo matang, hampir hitam termakan jeratan sinar matahari.
Dibawah atap seng sebuah stasiun di tengah kota, Ia duduk sendirian menatap awan.
Lalu katany menoleh kepada saya "Teriakan saya barusan tidak ada yang akan menaggapi, toh, saya hanya seorang gembel

Wednesday, March 10, 2010

A storry of shoes

Photobucket

Photobucket


Photobucket


Photobucket




Photobucket


Photo taken by: Dinda Dhaneswara
Digital imaging by: Regina Abigail
camera:Sony Super Steady Shot DSC-T70 Digital Camera
edit via: ACSDE Photshop CS 2 with & Photoscape


.....Sang sepatu berdiri. Tegar menatap jalanan sepi.
Tuannya, bergidik tajam, sambil melihat arah yang sama. Dan mulai melangkah pasti.
Anggun, seperti angsa. Hanya tak bisa terbang.
Menuju sebuah tempat. Yang tak tentu.....

Labels