Pages

Monday, June 27, 2011

Negeri Cadar Kelabu

Adalah puisi, bukan cerita
Adalah tulisan, bukan perkataan
Adalah ekspresi diri, bukan omong kosong

Negeri kelabu itu terdiam, menatap pisau belati
Wanita asing siap disengsarai
Namun bukan wanita namanya kalo tak kuat
Walau semua orang tau, hatinya sudah terlebih dahulu dipancung

Kaki yang sudah tak lagi sepenuhnya berfungsi itu
Menuju tiang para pendosa
Tak tau bagaimana tapi dia tetap saja berjalan
Entah karena perasaan bersalah
Atau tak kuat menanggapi takdir

Sendiri di negeri asing
Tanpa ada topangan lain disisi
Kecuali iman yang tetap menguatkan hati
Sungguh tragis, namun inilah jalan hidupnya, eh?

Ibu, kau kuat
Kau sendiri, dapat menanggung tanggungan seberat baja
Aku yang mudapun tak mungkin kuat
Ceritamu,telah menorehkan sejarah di kain  merah putih
Yang berkibar di bumi seribu pulau ini

Sejarah cerita tentang masa lampau
Dimana seorang pahlawan, pemberi makan bangsa
Hilang ditengah ketidak perdulian bangsa




*puisi ini didedikasikan untuk ibu Ruyati, sang pahlawan devisa

Monday, June 20, 2011

Skenario 5 Dunia Nirmala: Kembang Seroja

Skenario 5 Dunia Nirmala

Ini tentang masa depan

Nirmala sedang berjalan menuju pohon rindang disebelah timur laut desanya, ketika Aida, seorang gadis bertubuh jangkung mendatanginnya. Katanya "Hidupku hancur". Nirmala hanya melewatinya
Tak disangka, dia mengikutinya.
Lalu?
Seiring dengan nyanyian angin yang berdesir di telinga Nirmala, iringan langkah kaki kegusaran, ikut menjadi gendang yang tidak sesuai dengan nyanyian si angin. Si angin yang gusar lalu mempercepat ketukan lagunya menjadi stakato. Aida? tak mau kalah juga mempercepat tempo langkahnya. Nirmala bersikap tenang atau mencoba tenang, tetap melangkah pasti didepan menuju sebuah pohon rindang disebelah timur laut desanya

Sesampainya disana, Nirmala duduk dan memandang kearah hutan kelabu. Disampingnya, Aida menatap langit dan bersiap menyanyikan puisinya (atau puisi orang lain)

nada: D rendah
Lagu Sedih

Ketika sungai hutan kelabu
Menghampiri hati yang merona ini
Lalu mengubah warnanya menjadi kelabu
Sedih

Tapi apa yang harus saya lakukan???

Lelah ku berjalan
Jiwaku telah kusam di terpa asap kesusahan
Aku hanya tak kuat

Mungkin kata mereka
Memakan hati sapi adalah hal yang mudah
Bagiku itu sama saja menyakitkan
Aku tak suka melihat sesuatu menderita

Aku tak bisa hidup
Dengan menyakiti kamu
Walau kata orang
Saya ini bodoh

Menyimpan suatu rasa dalam hati
Dan ketika rasa itu tak terbalaskan
Adalah seperti ukiran belati di hati ini

Aku ini bodoh

Sama seperti apa yang mereka katakan
Aku layaknya kembang seroja
Indah dipandang dan gampang dipetik
Ketika layu, dibuang begitu saja
Ketika tak menarik, akan menjadi abu yang pergi begitu saja
Ditelan hiruk pikuk kisah cinta picisan

Lalu, Aida menarik nafas, dan hilang bersama abu. Nirmala tertegun.

Ketika senja mulai menanti dan matahari mulai padam, Nirmala jalan ke arah biliknya. Sekarang Ia mengerti, bahkan seorang kembang seroja desa antah berantah tempat Ia tinggal bisa sakit hati. Semua orang bisa sakit hati, bahkan bodohnya bisa menyakiti diri sendiri.

CINTA BISA MENYAKITI SIAPA SAJA
ukir Nirmala di pohon Ara

Labels