Pages

Tuesday, March 16, 2010

Kacung dan haknya

Saya duduk dipinggir jendela, melihat si Kacung berdiri didepan rumah itu. Maminya, memanggil dengan lantang" Hay cepat sini! dasar monyet!". Si kacung cuma diam. Malahan lari entah tak jelas arah, ya pokoknya menjauhlah dari rumah itu.

Saya tertegun, menjadikan saya ikut menjauhi jendela, lalu keluar rumah, untuk mengikuti dia. memang agak gila sih, mengikuti orang, tanpa ada maksud dan tujuan. Hey, tunngu! saya ada tujuanya! saya ingin mengetahui apa yang telah terjadi. Kesannya, saya adalah orang yang want-to-know aja urusan orang lain. Tapi, yasudahlah, tidak mengganggu kalian juga kan??

Si Kacung terhenti disebuah pilar. Biasanya, itu tempat nongkrong Bang Hanid, si ketua geng motor kelas bawah. Tapi, hari ini sepi sekali. Oh ya, kemarin kan ada razia geng motor. Jadi ya, mungkin saja dia sudah pergi kocar-kacir entah kemana. Ah sudahlah, lupakan si Hanid, kita kembali ke Kacung. Kacung berdiri, lalu berlutut, dan tiba-tiba saja menangis "Saya tau, Gin. Kamu mengikuti saya sejak tadi. Saya tau itu". Saya bingung, entah mengapa. "Kamu kenapa? ada masalah sama si mami?". Kacung berbalik arah dan berkata "Saya ini nista! saya seumur kamu, tapi saya sudah dijual!". Saya kembali membalas "Kamu???? pecun?". Kacung terdiam, dia malah mendendangkan lantunan lagu khas sinden jalanan. Suaranya lumayanlah, walau tak sebagus Anggun C Sasmi atau siapalah itu. Dia kemudian berkata "Engkau tau itu" lalu dia bercerita tentang dirinya melalui sebuah lagu;

Kacung(bukan judul sebenarnya)
nada:Do

Aku adalah seorang anak perempuan yang tidak pernah dihargai keluarga
Kakak2ku adalah semuanya laki-laki
Dan aku sendiri yang perempuan
Mami, begitu panggilan untuk ibuku dan Papi, panggilan untuk ayahku, tak menghargai adanya perempuan
Sebab Mami pun laki-laki. Transgender
Kata mereka, aku dititipi oleh seorang munafik, yaitu ibu kandungku. Yang tak lain adalah istri pertama Papiku. Ayah dari kakak2ku juga
Papiku sakit jiwa. Iya tidak ya?


Lalu si Kacung berhenti menyanyikan lagu, dan berteriak

Photobucket

Kacung pun terjatuh
Badannya yang kurus itu terjatuh ke tanah.
Dia pun berbisik

Photobucket

dia pun tertidur. tanda orang meninggal
saya lari.
takut dikira membunuh.

esoknya, saya kembali kesana, dan ibu saya berkata
"Kacung kemarin mati disini"

saya hanya diam
.....

No comments:

Post a Comment

Labels