Pages

Sunday, September 29, 2013

Skenario 6 Dunia Nirmala: Masa Depan dan Kegadisan


Nirmala bergidik tajam kearah senja. Miris, teriris sepi. Matanya tak berkedip. Seakan sesuatu akan segera berakhir. Walau akhirnya pandangan itu beralih, namun tajamnya mata itu tetap mengiris keheningan sore hari di sebuah bukit. Jauh dari manusia. Sunyi.
Senja ini, Nirmala terduduk, bermain dengan fikirannya sendiri yang melambung jauh tak tentu. Manusia sudha menjadi gila akhirnya. Dengan segala kefasikkan yang mengganggu manusia lain. Serigala makan serigala lain. Setan sudah menyatu di kehidupan, semua sudah jadi gila.
Seorang gadis terduduk lesu dibawah bukit tersebut. Terisak menangis. Nirmala menghampiri dan hanya sekedar bertanya, namun dibalas dengan senandung duka air yang meluncur keluar bersamaan dengan bulir air matanya yang membanjiri rumput hijau ini.

Perawan
Nada: C minor
(pelan tapi pasti)
Ada yang salah ketika saya sudah lain
Ada yang salah ketika saya sudah bukan seorang gadis
Ada banyak alas an mengapa saya sudah menjadi wanita
Dan tidak bias dijelaskan dengan nada yang biasa
Tidak semua yang sudah lepas
Adalah seorang yang hina
Seorang yang kurang pantas
Seorang yang tidak lebih dari seekor binatang
Tidak semua yang sudah melepaskan kegadisannya
Adalah orang yang tidak berhak menatap masa depan
Atau mebina kehidupan yang layak

Setelah senandung sendu itu usai, Nirmala menatap kearah matahari sore.
Apa hubungannya keperawanan dengan masa depan? Bukankah tidak ada bedanya seseorang yang sudah melepas dan masih menjaga? Bahkan banyak diantaranya yang menjaga namun menyakiti. Menjadi seorang yang melepas, bukanlah seorang yang hina. Masalah sudah lepas atau belum sama sekali adalah dari diri sendiri. Dan keperawanan bukanlah tolak ukur untuk Negara maju, tetapi untuk Negara yang diam di tempat.

Atau kah ini adalah Negara yang diam di tempat?
Negara kosong?
Negara yang bingung?
Dan Nirmala tertawa sekeras mungkin. Merasa lucu dengan fikirannya sendiri. Lalu melihat ke bawah. Mendengar teriakkan omong kosong para manusia sama seperti menonton komedi, lucu dan menghibur.

No comments:

Post a Comment

Labels