Skenario 5 Dunia Nirmala
Ini tentang masa depan
Nirmala sedang berjalan menuju pohon rindang disebelah timur laut desanya, ketika Aida, seorang gadis bertubuh jangkung mendatanginnya. Katanya "Hidupku hancur". Nirmala hanya melewatinya
Tak disangka, dia mengikutinya.
Lalu?
Seiring dengan nyanyian angin yang berdesir di telinga Nirmala, iringan langkah kaki kegusaran, ikut menjadi gendang yang tidak sesuai dengan nyanyian si angin. Si angin yang gusar lalu mempercepat ketukan lagunya menjadi stakato. Aida? tak mau kalah juga mempercepat tempo langkahnya. Nirmala bersikap tenang atau mencoba tenang, tetap melangkah pasti didepan menuju sebuah pohon rindang disebelah timur laut desanya
Sesampainya disana, Nirmala duduk dan memandang kearah hutan kelabu. Disampingnya, Aida menatap langit dan bersiap menyanyikan puisinya (atau puisi orang lain)
nada: D rendah
Lagu Sedih
Ketika sungai hutan kelabu
Menghampiri hati yang merona ini
Lalu mengubah warnanya menjadi kelabu
Sedih
Tapi apa yang harus saya lakukan???
Lelah ku berjalan
Jiwaku telah kusam di terpa asap kesusahan
Aku hanya tak kuat
Mungkin kata mereka
Memakan hati sapi adalah hal yang mudah
Bagiku itu sama saja menyakitkan
Aku tak suka melihat sesuatu menderita
Aku tak bisa hidup
Dengan menyakiti kamu
Walau kata orang
Saya ini bodoh
Menyimpan suatu rasa dalam hati
Dan ketika rasa itu tak terbalaskan
Adalah seperti ukiran belati di hati ini
Aku ini bodoh
Sama seperti apa yang mereka katakan
Lalu mengubah warnanya menjadi kelabu
Sedih
Tapi apa yang harus saya lakukan???
Lelah ku berjalan
Jiwaku telah kusam di terpa asap kesusahan
Aku hanya tak kuat
Mungkin kata mereka
Memakan hati sapi adalah hal yang mudah
Bagiku itu sama saja menyakitkan
Aku tak suka melihat sesuatu menderita
Aku tak bisa hidup
Dengan menyakiti kamu
Walau kata orang
Saya ini bodoh
Menyimpan suatu rasa dalam hati
Dan ketika rasa itu tak terbalaskan
Adalah seperti ukiran belati di hati ini
Aku ini bodoh
Sama seperti apa yang mereka katakan
Aku layaknya kembang seroja
Indah dipandang dan gampang dipetik
Ketika layu, dibuang begitu saja
Ketika tak menarik, akan menjadi abu yang pergi begitu saja
Ditelan hiruk pikuk kisah cinta picisan
Lalu, Aida menarik nafas, dan hilang bersama abu. Nirmala tertegun.
Ketika senja mulai menanti dan matahari mulai padam, Nirmala jalan ke arah biliknya. Sekarang Ia mengerti, bahkan seorang kembang seroja desa antah berantah tempat Ia tinggal bisa sakit hati. Semua orang bisa sakit hati, bahkan bodohnya bisa menyakiti diri sendiri.
CINTA BISA MENYAKITI SIAPA SAJA
ukir Nirmala di pohon Ara
Lalu, Aida menarik nafas, dan hilang bersama abu. Nirmala tertegun.
Ketika senja mulai menanti dan matahari mulai padam, Nirmala jalan ke arah biliknya. Sekarang Ia mengerti, bahkan seorang kembang seroja desa antah berantah tempat Ia tinggal bisa sakit hati. Semua orang bisa sakit hati, bahkan bodohnya bisa menyakiti diri sendiri.
CINTA BISA MENYAKITI SIAPA SAJA
ukir Nirmala di pohon Ara
No comments:
Post a Comment