Kekecewaan ini terus ada, menorehkan bekas luka yang tak kunjung sembuh. Mengapa saya ditelantarkan begitu saja. Mengapa saya dibuat mengemis untuk sesuatu yang seharusnya menjadi hak saya. Mengapa kau gantungkan hidupku. Mengapa lantas kau buatku kecewa, padahal aku ini darah dagingmu?
Kalau kau kesal dengan induk betinaku, tak seharusnya kau juga membenciku.
Aku rasa kamu benci aku.
Karena kamu tega.
No comments:
Post a Comment