Pages

Thursday, December 23, 2010

Skenario 3: Intinya, bumi perlu makhluk bajingan dan munafik

Skenario hidup 3 Nirmala

Hari ini, dua puluh empat disember
malam natal.

Bukanlah sebuah salju putih yang didapat, namun abu kemaraulah yang datang kemari.
Disana, duduk Nirmala yang sedang merenung. Kali ini, bukanlah sebuah kiasan yang Ia renungi dalam hati.
Bukan juga cinta, dan rasa kangennya.

Lalu, apadong?

Bumi ini semakin renta. Kakek-kakek saj kalah renta. Semakin sakit oleh perilaku para bajingan yang munafik. Nama lain mereka adalah manusia. Nirmala memandang ke arah langit, matahari tak lagi tersenyum gembira, namun, tersenyum terlalu gembira. Panasnya sungguh terik, menyayat hati hayati.
Dan dunia tak lagi hijau, namun coklat terbakar senyumnya. Jadi apa guna awan selama ini?
Awanpun tak kuasa melawan sinarnya. Lapisan hati bumi sudah terkelupas, sebentar lagi bolong.
L-E-N-Y-A-P

Manusia itu bajingan. Bagaimana tidak? mereka tak perduli keadaan alam ini. Tetap saja disakiti. Asap mengepul tak henti-hentinya, hujan abu pembakaran dimanamana. Tak adakah sedikit dari mereka yang mau berbaik hati berbagi kasih kepada bumi ini? tentu saja ada, namun tak banyak, tak sedikit. Tidak akan pernah lebih. Mereka membiarkan matahari terlalu gembira. Ya, matahari memang harus bergembira, namun, apakah akan menggembirakkan bila hujan asap itu merusak lapisan hati dan membuat bumi ini menangis?.
Hari ini sama saja seperti kemarin. Tak ada perbedaan dan perubahan. Namun kali ini, suara tangisan yang miris terdengar sayup-sayup dari hutan belakang. Nirmala menoleh, awalnya bergidik tajam, sampai akhirnya suara itu tambah jelas dan bernyanyi;

S
nada:bes(stakato)

S itu sakit
Sakit perih menyelimuti hati ini
Aku ini inti bumi, kau btak akan pernah menemukanku
BIarpun kau ratu pantai selatan
Biarpun kau sehebat penyihir
Kau takkan pernah menemukanku, bahkan mencariku

Hatiku sakit seperti disayat sayat pedang jengiskhan sebanyak seribu kali
Seperti dimasukkan kedalam kamar gas pada zaman nazi
Seperti ada ditengah perang salib
Seperti itu

Kalian tak pernah mengerti
Tak tau terima kasih
Sudah tinggal malah merusak
Kacang lupa(merawat) kulitnya

Kau biarkan sang surya tertawa terbahak-bahak
Kau biarkan daku sakit
Kau buat saya kerontang
Es di utara dan selatan menyatu dengan air di samudera

Kemarin, temanku si nohop(pohon) mati
Ditebang, lalu kau duduki
Kau tulisi
Setelah dia kau kuliti

Munafik!
Apa arti teriakkan kalian "go green"
Akhirannya juga..... balik lagi

Bajingan
Kalian sama semua
Cuma bisa, bergantung
Namun tak mau berusaha

Perlukah kami bersatu, membentuk ombak, dan menghancurkan kau?
Biar tau rasa



Lagu itu mengalun pelan, di akhiri hembusan angin.
Nirmala terkesima, dan sadar bahwa di dunia ini, tak hanya manusia yang perlu akan bumi, namun bumi juga butuh orang-orang munafik dan bajingan seperti manusia


Nirmala berdiri, namun tetap melamun, Entah sampai kapan iya pergi dari lamunannya

No comments:

Post a Comment

Labels